BELAJAR BAHASA ARAB
أَقْسَامُ
الْكَلِمَةُ
PEMBAGIAN KATA
Semua bahasa manusia tersusun dari
tiga komponen dasar yaitu:
1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh: م - س - ج - د
2. Susunan huruf yang memiliki
arti tertentu yang disebut "kata".
Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid)
3. Rangkaian kata yang mengandung
pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat".
Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya
shalat di masjid)
Dalam tata bahasa Arab,
"kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:
1. ISIM ( اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
2. FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja".
Contoh: أُصَلِّيْ (= saya
shalat)
3. HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas".
Contoh: فِيْ (= di,
dalam)
Penggunaan istilah Kata Benda,
Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis
dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai
untuk sekadar mendekatkan pengertian.
|
اِسْم عَلَمُ
ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)
Dalam golongan Isim, ada yang
disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau
sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim 'Alam (nama), bacalah dengan suara
nyaring dan jelas satu persatu:
مُحَمَّد - آدَم - إِدْرِيْس -
نُوْح - إِبْرَاهِيْم - إِسْمَاعِيْل - إِسْحَاق - يَعْقُوْب - يُوْسُف -
مُوْسَى - سُلَيْمَان - يُوْنُس - عِيْسَى - مَرْيَم - خَدِيْجَة - عَائِشَة - فَاطِمَة
- عُمَر - عُثْمَان - جِبْرِيْل - مِيْكَال - لُقْمَان - زَيْد - فِرْعَوْن -
قَارُوْن - إِبْلِيْس - عِفْرِيْت - مَكَّة - مَدِيْنَة
Cari dan tuliskanlah Isim-isim
Alam yang lain yang anda temukan dan ketahui!
|
مُذَكَّر - مُؤَنَّث
MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)
Dalam tata bahasa Arab, dikenal
adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats
(perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya
(untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara
bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).
Dari segi bentuknya, Isim Muannats
biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah ( ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah) b) Alif Maqshurah ( ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan) c) Alif Mamdudah ( اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'), سَمْرَاء (=pirang)
Namun adapula Isim Muannats yang
tidak menggunakan tanda-tanda di atas.
Misalnya: رِيْحٌ (= angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (= matahari)
Bahkan ada pula beberapa Isim
Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.
Contoh: حَمْزَة (= Hamzah), طَلْحَة (= Thalhah), مُعَاوِيَة (= Muawiyah)
Ingat, jangan melangkah ke halaman
selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal kosakata yang
baru anda temukan!
|
مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK
Dari segi bilangannya,
bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata
benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua. 3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Isim Mutsanna (Dual) bentuknya
selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun
Isim Muannats. Contoh:
Adapun Isim Jamak, dari segi
bentuknya terbagi dua macam:
1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:
2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan:
Ingat, jangan melangkah ke halaman
selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata
yang baru anda temukan!
|
اِسْم إِشَارَة
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)
Untuk lebih memahami penggunaan
Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan
Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk dan Isim
Maushul atau Kata Sambung.
Pertama, Isim Isyarah. Pada
dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk
untuk yang dekat: هَذَا (=ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku) 2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (=itu). Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk
kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah)
2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu
adalah Mutsanna (Dual), maka:
1) هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buah buku)
2) هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua
buah majalah)
3) ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua
buah buku)
4) تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua
buah majalah)
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk
itu adalah Jamak (lebih dari dua):
1) Bila Isim yang ditunjuk itu
adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats,
menggunakan: هَذِهِ (=ini) untuk
menunjuk yang dekat dan تِلْكَ (=itu) untuk
menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat:
هَذِهِ كُتُبٌ(= ini buku-buku); هَذِهِ مَجَلاَّتٌ (= ini majalah-majalah) تِلْكَ كُتُبٌ (= itu buku-buku); تِلْكَ مَجَلاَّتٌ (= itu majalah-majalah)
2) Bila Isim yang ditunjuk itu
adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَؤُلاَءِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan
أُولَئِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh.
Contoh dalam kalimat:
هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ (= ini siswa-siswa); هَؤُلاَءِ طَالِبَاتٌ (= ini siswi-siswi) أُولَئِكَ طُلاَّبٌ (= itu siswa-siswa); أُولَئِكَ طَالِبَاتٌ (= itu siswi-siswi)
Ingat, jangan melangkah ke halaman
selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata
yang baru anda temukan!
|
اِسْم مَوْصُوْل
ISIM MAUSHUL (Kata Sambung)
Isim Maushul (Kata Sambung) adalah
Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran
menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini
diwakili oleh kata: "yang".
Bentuk asal/dasar dari Isim
Maushul adalah: الَّذِيْ
(=yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushul dalam
menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat III menghubungkan Kalimat
I dan II dengan Isim Maushul: الَّذِيْ
Bila Isim Maushul itu dipakai
untuk Muannats maka: الَّذِيْ
menjadi: الَّتِيْ
Bila Isim Maushul itu digunakan
untuk Mutsanna (Dual) maka:
1) الَّذِيْ menjadi: الَّذَانِ sedangkan الَّتِيْ menjadi: الَّتَانِ
Bila Isim Maushul itu dipakai
untuk Jamak maka:
1) الَّذِيْ menjadi: الَّذِيْنَ sedangkan:
الَّتِيْ menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ
Ingat, jangan melangkah ke halaman
selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata
yang baru anda temukan!
|
نَكِرَة - مَعْرِفَة
NAKIRAH (Sebarang) - MA'RIFAH (Tertentu)
Menurut penunjukannya, Isim dapat
dibagi dua:
1) ISIM NAKIRAH atau kata benda
sebarang atau tak dikenal (tak tentu).
2) ISIM MA'RIFAH atau kata benda
dikenal (tertentu).
Isim Nakirah merupakan bentuk asal
dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً ٍ ٌ ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan
huruf Alif-Lam ( ال ) di
awalnya.
Contoh Isim Nakirah: بَيْتٌ (= sebuah rumah), وَلَدٌ (= seorang anak)
Contoh Isim Ma'rifah: اَلْبَيْتُ (=
rumah itu), اَلْوَلَدُ (= anak itu)
Coba bandingkan dan perhatikan
perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah dalam dua
buah kalimat di bawah ini:
Selain Isim yang berawalan
Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma'rifah adalah:
1. ISIM 'ALAM (Nama). Semua Isim
'Alam termasuk Isim Ma'rifah, meskipun diantara Isim 'Alam tersebut ada yang
huruf akhirnya bertanwin.
Contoh: أَحْمَدُ (= Ahmad), عَلِيٌّ (= Ali), مَكَّةُ (= Makkah)
2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu
kata yang mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang atau
sekelompok benda/orang.
Contoh: أَنَا (= aku, saya), نَحْنُ (= kami, kita), هُوَ (= ia, dia)
Isim Dhamir ini kelak akan dibahas
tersendiri secara terinci.
|
صِفَة-مَوْصُوْف
/ مُضَاف-مُضَاف إِلَيْهِ / مُبْتَدَأ-خَبَر
SIFAT
- MAUSHUF (Sifat dan Yang Disifati)
MUDHAF - MUDHAF ILAIH (Kata Majemuk) MUBTADA' - KHABAR (Subjek dan Predikat)
Berkaitan dengan Nakirah dan
Ma'rifah, khususnya penggunaan Alif-Lam di awal kata atau baris Tanwin di
akhir kata, ada beberapa pola kalimat (rangkaian kata) yang perlu kita
ketahui perbedaannya dengan baik. Yaitu:
1. SHIFAT ( صِفَة ) dan MAUSHUF ( مَوْصُوْف )
Bila rangkaian dua buah Isim atau lebih, semuanya dalam keadaan Nakirah (tanwin) atau semuanya dalam keadaan Ma'rifah (alif-lam) maka kata yang di depan dinamakan Maushuf (yang disifati) sedang yang di belakang adalah Shifat.
2. MUDHAF ( مُضَاف ) dan MUDHAF ILAIH ( مُضَاف إِلَيْه )
Rangkaian dua buah Isim atau
lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan
Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Contoh:
Bila Mudhaf berupa Isim Mutsanna
atau Jamak Mudzakkar Salim maka huruf Nun di akhirnya dihilangkan. Perhatikan
contoh di bawah ini:
مُسْلِمَا
dari kata مُسْلِمَانِ (=dua orang muslim)
--> Mutsanna
مُسْلِمُو dari kata مُسْلِمُوْنَ (=orang-orang muslim) --> Jamak Salim
Baik Shifat-Maushuf maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bukanlah
merupakan sebuah JUMLAH MUFIDAH (جُمْلَة مُفِيْدَة) atau Kalimat Sempurna. Berikut ini kita akan mempelajari
sebuah pola Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna).
3. MUBTADA' ( مُبْتَدَأ ) dan KHABAR ( خَبَر )
Sebuah JUMLAH ISMIYYAH (جُمْلَة اِسْمِيَّة) atau Kalimat Nominal (kalimat sempurna yang semua katanya adalah Isim), selalu terdiri dari dua bagian kalimat yakni Mubtada' (Subjek) dan Khabar (Predikat). Pada umumnya seluruh Mubtada' dalam keadaan Ma'rifah sedangkan seluruh Khabar (Predikat) dalam keadaan Nakirah. Perhatikan contoh kalimat-kalimat di bawah ini:
Dari contoh kalimat di atas
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Baik Mubtada' maupun Khabar, bisa terdiri dari satu kata ataupun lebih. 2. Mubtada' pada umumnya selalu dalam keadaan Ma'rifah. 3. Khabar pada umumnya selalu dalam keadaan Nakirah. 4. Mubtada' yang terdiri dari beberapa kata bisa merupakan Shifat-Maushuf (contoh kalimat II) maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih (contoh kalimat III dan IV)
Sebagai penutup, untuk
mengingat-ingat perbedaan antara Shifat-Maushuf, Mudhaf-Mudhaf Ilaih dan
Mubtada'-Khabar, perhatikanlah perbedaan bentuk dan makna masing-masing pola
tersebut dalam kalimat sederhana di bawah ini:
Selanjutnya kita akan membahas
tentang Isim Dhamir atau Kata Ganti.
|
ضَمِيْر
DHAMIR (Kata Ganti)
Dhamir atau "kata ganti"
ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang
maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah.
Contoh:
أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ = Ahmad menyayangi anak-anak
هُوَ يَرْحَمُهُمْ = Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti dengan هُوَ (=dia), sedangkan الأَوْلاَد (=anak-anak)
diganti dengan هُمْ (=mereka).
Kata هُوَ dan هُمْ dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.
Menurut fungsinya, ada dua
golongan Dhamir yaitu:
1) DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang berfungsi sebagai Subjek.
2) DHAMIR NASHAB ( ضَمِيْر نَصْب ) yang berfungsi sebagai Objek.
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri
sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau
harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.
Dalam kalimat: هُوَ يَرْحَمُهُمْ (= Dia
menyayangi mereka):
- Kata هُوَ (=dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan: - Kata هُمْ (=mereka) adalah Dhamir Nashab. |
ضَمِيْر رَفْع
DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek)
Semua Dhamir dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam:
1. MUTAKALLIM ( مُتَكَلِّم ) atau
pembicara (orang pertama).
a) Mufrad: أَنَا (= aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats. b) Mutsanna/Jamak: نَحْنُ (= kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
2. MUKHATHAB ( مُخَاطَب ) atau lawan bicara (orang kedua).
Terdiri dari:
a) Mufrad: أَنْتَ (= engkau) untuk Mudzakkar dan أَنْتِ untuk Muannats. b) Mutsanna: أَنْتُمَا (= kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats. c) Jamak: أَنْتُمْ (= kalian) untuk Mudzakkar dan أَنْتُنَّ untuk Muannats.
3. GHAIB ( غَائِب ) atau tidak berada di tempat (orang
ketiga). Terdiri dari:
a) Mufrad: هُوَ (= dia) untuk Mudzakkar dan هِيَ untuk Muannats. b) Mutsanna: هُمَا (= mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats. c) Jamak: هُمْ (= mereka) untuk Mudzakkar dan هُنَّ untuk Muannats.
Hafalkanlah keduabelas bentuk
Dhamir Rafa' di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke
pelajaran selanjutnya!
|
ضَمِيْر نَصْب
DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)
Dhamir Nashab adalah turunan
(bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri dari:
Dhamir Nashab berfungsi sebagai
objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain dalam
suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.
1) Contoh Dhamir Nashab yang
terikat dengan Isim dalam kalimat:
2) Contoh Dhamir Nashab yang
terikat dengan Fi'il dalam kalimat:
3) Contoh Dhamir Nashab yang
terikat dengan Harf dalam kalimat:
Gabungan Dhamir Nashab yang
melekat pada Isim akan membentuk Isim Ma'rifah dengan pola Mudhaf-Mudhaf
Ilaih dimana Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di
belakangnya merupakan Mudhaf Ilaih.
بَيْتِيْ (=rumahku)
--> بَيْتٌ [Mudhaf] + ي [Mudhaf Ilaih]
كِتَابُكَ (=bukumu) --> كِتَابٌ [Mudhaf] + كَ [Mudhaf Ilaih] مَدْرَسَتُهُمْ (=sekolah mereka) --> مَدْرَسَةٌ [Mudhaf] + هُمْ [Mudhaf Ilaih]
Hafalkanlah semua Dhamir Nashab di
atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya!
|
فِعْل
FI'IL (Kata Kerja)
Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas
dua golongan besar menurut waktu terjadinya:
1. FI'IL MADHY ( فِعْل مَاضِي ) atau Kata Kerja Lampau. 2. FI'IL MUDHARI' ( فِعْل مُضَارِع ) atau Kata Kerja Kini/Nanti.
Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il
Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir
dari Fa'il ( فَاعِل ) atau
Pelaku pekerjaan itu.
Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
Perlu diketahui, bahwa dalam
sebuah JUMLAH FI'LIYYAH ( جُمْلَة فِعْلِيَّة ) atau Kalimat Verbal (kalimat
sempurna yang mengandung Kata Kerja), letak Fa'il (Pelaku) bisa di depan dan
bisa pula di belakang Fi'il (Kata Kerja).
1) Untuk Dhamir Ghaib atau
"orang ketiga" ( هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ ).
a. Bila Fa'il mendahului Fi'il
maka perubahan bentuk dari Fi'il tersebut harus mengikuti ketentuan
Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan
Fi'il Madhy yang terletak setelah Fa'il:
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan
Fi'il Mudhari' yang terletak setelah Fa'il:
b. Sedangkan bila Fi'il mendahului
Fa'il, maka bentuk Fi'il tersebut selalu Mufrad, (meskipun Fa'il-nya Mutsanna
atau Jamak). Tetapi untuk bentuk Mudzakkar dan Muannats tetap dibedakan
dengan adanya huruf Ta Ta'nits ( ت تَأْنِيْث ) atau "Ta Penanda Muannats"
pada Fi'il yang Fa'il-nya adalah Muannats.
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan
Fi'il Madhy yang terletak sebelum Fa'il:
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan
Fi'il Mudhari' yang terletak sebelum Fa'il:
2) Untuk Fa'il lainnya ( أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا )
tetap mengikuti pola perubahan
bentuk Fi'il sebagaimana mestinya.
Carilah sebanyak-banyaknya
contoh-contoh Fi'il Madhy dan Fi'il Mudhari' dalam ayat-ayat al-Quran dan
al-Hadits!
|
فِعْل اْلأمْر
FI'IL AMAR (Kata Kerja Perintah)
Fi'il Amar atau Kata Kerja
Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab
(lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi
Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab
(lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ -
أَنْتُمَا -
أَنْتِ -
أَنْتَ .
Contoh dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il
Amar:
Dari fi'il أَقَامَ (=mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
Dari fi'il كَبَّرَ (=membesarkan) menjadi Fi'il Amar:
Sebagai catatan, bila huruf akhir
yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim
Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi
baris kasrah. Contoh:
Carilah contoh-contoh Fi'il Amar
dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!
|
فِعْل النَّهْي
FI'IL NAHY (Kata Kerja Larangan)
Fi'il Nahy atau "kata kerja
larangan" adalah bentuk negatif dari Fi'il Amar. Untuk membentuk Fi'il
Nahy, kita tinggal menambahkan harf لاَ (=jangan) dan memasukkan huruf تَ di awal Fi'il Amar. Perhatikan
polanya di bawah ini:
Contoh dalam kalimat:
Dari fi'il خَافَ (= takut) dan fi'il حَزِنَ (= sedih) menjadi Fi'il Nahy:
Carilah contoh-contoh Fi'il Nahy
dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!
|
فِعْل مَعْلُوْم - فِعْل
مَجْهُوْل
FI'IL MA'LUM (Kata Kerja Aktif) - FI'IL MAJHUL (Kata Kerja Pasif)
Dalam tata bahasa Indonesia,
dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan contoh
berikut ini:
Abubakar membuka pintu.
--> kata "membuka" disebut Kata Kerja Aktif.
Pintu dibuka oleh Abubakar. --> kata "dibuka" disebut Kata Kerja Pasif.
Dalam tata bahasa Arab, dikenal
pula istilah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul yang fungsinya mirip dengan Kata
Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif.
Perhatikan contoh kalimat di bawah
ini:
Fi'il ضَرَبَ (=memukul) adalah Fi'il Ma'lum (Kata
Kerja Aktif). Fa'il atau Pelakunya adalah Umar bersifat aktif (melakukan
pekerjaan yakni memukul).
Fi'il ضُرِبَ (=dipukul) adalah Fi'il Majhul (Kata
Kerja Pasif). Fa'il atau Pelakunya tidak diketahui (tidak disebutkan). Untuk
itu, dalam Fi'il Majhul, dikenal istilah Naib al-Fa'il ( نَائِبُ الْفَاعِل ) atau Pengganti Fa'il (Pelaku).
Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib al-Fa'il (pengganti Pelaku).
Fi'il Majhul dibentuk dari Fi'il
Ma'lum dengan perubahan sebagai berikut:
a) Huruf pertamanya menjadi berbaris Dhammah b) Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris Kasrah untuk Fi'il Madhy dan menjadi berbaris Fathah untuk Fi'il Mudhari'.
Contoh-contoh dalam kalimat:
Fi'il Madhy أَمَرَ (=memerintah) menjadi Fi'il Majhul أُمِرَ (=diperintah):
Fi'il Mudhari' يَعْرِفُ (=mengenal) menjadi Fi'il Majhul يُعْرَفُ (=dikenal):
Carilah contoh-contoh Fi'il Majhul
dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!
|
حَرْف
HARF (Kata Tugas)
Harf adalah semua jenis kata
selain Isim dan Fi'il, yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki
arti yang jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat.
Contoh Harf: وَ (=dan), مِنْ (=dari), عَنْ (=dari), إِلَى (=ke, kepada), فِيْ (=di, dalam), حَتَّى (=hingga), لاَ (=tidak, tidak ada), إِنْ (=jika), dan lain-lain.
Sekilas catatan penting tentang
penggunaan beberapa macam Harf:
1. Beberapa Harf, seperti بِـ (=dengan) di dalam kalimat kadang
mempunyai arti, dan kadang hanya sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti.
Contoh:
2. Harf وَ mempunyai dua fungsi:
a) ATHAF (عَطْف) atau Kata Sambung (=dan). Contoh:
b) QASM (قَسْم}atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:
Perlu dicamkan, bahwa di dalam
al-Quran, Allah subhanahu wata'ala sering bersumpah dengan nama
makhluq-Nya agar manusia mengambil pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah
tersebut. Adapun manusia, hanya boleh bersumpah dengan nama dan sifat Allah,
tidak boleh bersumpah dengan nama makhluq.
3. Harf Lam لـ juga mempunyai beberapa
fungsi:
a) MILIK (مِلْك) atau kepunyaan.Contoh:
b) TA'LIL (تَعْلِيْل) atau peruntukan (=untuk). Contoh:
c) AMAR (أَمْر) atau perintah (=agar, supaya,
hendaklah). Contoh:
d) TAUKID (تَوْكِيْد) atau penegasan (=sungguh, pasti).
Contoh:
4. NUN TAUKID ( نُوْن تَوْكِيْد ) atau "Nun Penegasan"
adalah huruf Nun Tasydid yang melekat di belakang Fi'il Mudhari' dan
berfungsi untuk menegaskan atau memperkuat maknanya. Perhatikan contoh di
bawah ini:
4. Harf إِنْ mempunyai dua macam arti:
a) Berarti "jika".
Contoh:
b) Berarti "tidak", bila
sesudahnya terdapat kata إِلاَّ (=kecuali). Contoh:
5. Harf لاَ juga ada dua macam:
a. NAFY (نَفْي) atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:
b. NAHY (نَهْي) atau pelarangan (=jangan). Contoh:
Demikianlah sekelumit contoh
penggunaan Harf dan macam-macam artinya. Carilah contoh-contoh penggunaan
Harf dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits, pelajarilah aneka ragam fungsi
dan artinya masing-masing!
|
أَدَوَاتُ الاِسْتِفْهَام
ADAWAT AL-ISTIFHAM (Kata Tanya)
Di bawah ini dicantumkan sejumlah
Kata Tanya dengan contohnya masing-masing dalam kalimat beserta contoh
jawabannya:
Buatlah sendiri kalimat-kalimat
tanya dari setiap kata-kata tanya di atas!
|
اِسْم جَامِد
ISIM JAMID
Menurut asal kata dan
pembentukannya, Isim atau Kata Benda terbagi dua:
1. ISIM JAMID ( اِسْم جَامِد ) yaitu Isim yang tidak terbentuk
dari kata lain.
2. ISIM MUSYTAQ ( اِسْم مُشْتَق ) yaitu Isim yang dibentuk dari kata lain.
Isim Jamid terbagi dua:
a) ISIM DZAT ( اِسْم ذَات ) atau ISIM JINS ( اِسْم جِنْس )
Contoh: رَجُلٌ (=orang), أَسَدٌ (=singa), نَهْرٌ (=sungai) b) ISIM MA'NA ( اِسْم مَعْنَى ) atau MASHDAR ( مَصْدَر ) Contoh: عِلْمٌ (=ilmu), عَدْلٌ (=keadilan), شَجَاعَةٌ (=keberanian)
Mashdar adalah Isim yang
menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak disertai dengan penunjukan
waktu. Berbeda dengan Fi'il yang terikat dengan waktu, apakah di waktu
lampau, sekarang atau akan datang. Contoh:
أُرِيْدُ أَنْ أُصَلِّيْ (= aku ingin shalat) --> أُصَلِّي (= aku shalat) : Fi'il
أُرِيْدُ صَلاَةً (= aku ingin shalat) --> صَلاَة (= shalat) : Mashdar (Isim)
Setiap Fi'il memiliki Mashdar.
Dengan kata lain, Mashdar adalah bentuk Isim dari sebuah Fi'il. WAZAN (وَزْن) atau Timbangan (pola pembentukan)
Mashdar sangat beragam. Perhatikan contoh pembentukan Mashdar di bawah ini:
Pahamilah baik-baik nama-nama dan
bentuk-bentuk Isim yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke
pelajaran selanjutnya.
|
اِسْم مُشْتَق
ISIM MUSYTAQ
Isim Musytaq ialah Isim yang
dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang berbeda dari kata
pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam:
1. ISIM FA'IL ( اِسْم فَاعِل ) atau Isim Pelaku (yang melakukan
pekerjaan).
Isim Fa'il ada dua wazan (pola pembentukan) yaitu: a) فَاعِلٌ bila berasal dari Fi'il Tsulatsi (Fi'il yang terdiri dari tiga huruf) b) مُفْعِلٌ bila berasal dari Fi'il yang lebih dari tiga huruf
Disamping itu dikenal pula istilah
bentuk MUBALAGHAH ( مُبَالَغَة ) dari Isim
Fa'il yang berfungsi untuk menguatkan atau menyangatkan artinya. Contoh:
2. SIFAT MUSYABBAHAH ( صِفَة مُشَبَّهَة ) ialah Isim
yang menyerupai Isim Fa'il tetapi lebih condong pada arti sifatnya yang
tetap. Misalnya:
3. ISIM MAF'UL ( اِسْم مَفْعُوْل ) yaitu Isim yang dikenai pekerjaan.
4. ISIM TAFDHIL ( اِسْم تَفْضِيْل ) ialah Isim yang menunjukkan arti
"lebih" atau "paling". Wazan (pola) umum Isim
Tafdhil adalah: أَفْعَلُ . Contoh:
Disamping itu, terdapat pula
bentuk yang sedikit agak berbeda, seperti:
5. ISIM ZAMAN ( اِسْم زَمَان ) yaitu Isim yang menunjukkan waktu
dan ISIM MAKAN ( اِسْم مَكَان ) yaitu Isim yang menunjukkan
tempat.
6. ISIM ALAT ( اِسْم آلَة ) yaitu Isim yang menunjukkan alat yang digunakan untuk
melakukan suatu Fi'il atau pekerjaan.
Pahamilah baik-baik semua
jenis-jenis Isim yang terdapat dalam pelajaran ini serta contoh-contohnya
sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
|
فِعْل
مَزِيْد
Fi'il Mazid berasal dari Fi'il Mujarrad yang mendapat tambahan huruf:FI'IL MAZID 1) Fi'il Mazid dengan tambahan satu huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti: a. أَفْعَلَ - يُفْعِلُ (huruf tambahannya: Hamzah di awal kata)
a. اِنْفَعَلَ - يَنْفَعِلُ (huruf tambahannya: Alif dan Nun di awal kata).
|
إِعْرَاب
اْلاِسْم
I'rab ialah perubahan baris/bentuk yang terjadi di belakang sebuah kata
sesuai dengan kedudukan kata tersebut dalam susunan kalimat. Pada dasarnya,
Isim bisa mengalami tiga macam I'rab yaitu:I'RAB ISIM 1. I'RAB RAFA' ( رَفْع ) atau Subjek; dengan tanda pokok: Dhammah ( ُ ) 2. I'RAB NASHAB ( نَصْب ) atau Objek; dengan tanda pokok: Fathah ( َ ) 3. I'RAB JARR ( جَرّ ) atau Keterangan; dengan tanda pokok: Kasrah ( ِ ) Perhatikan contoh dalam kalimat di bawah ini:
1) I'rab Rafa' (Subjek) dengan tanda Dhammah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبُ ) 2) I'rab Nashab (Objek) dengan tanda Fathah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبَ ) 3) I'rab Jarr (Keterangan) dengan tanda Kasrah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبِ ) Alamat I'rab seperti ini dinamakan Alamat Ashliyyah (عَلاَمَات اْلأَصْلِيَّة) atau tanda-tanda asli (pokok). Perlu diketahui bahwa tidak semua Isim bisa mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata. Dalam hal ini, Isim terbagi dua: 1) ISIM MU'RAB ( اِسْم مُعْرَب ) yaitu Isim yang bisa mengalami I'rab. Kebanyakan Isim adalah Isim Mu'rab artinya bisa berubah bentuk/baris akhirnya, tergantung kedudukannya dalam kalimat. 2) ISIM MABNI ( اِسْم مَبْنِي ) yaitu Isim yang tidak terkena kaidah-kaidah I'rab. Yang termasuk Isim Mabni adalah: Isim Dhamir (Kata Ganti), Isim Isyarat (Kata Tunjuk), Isim Maushul (Kata Sambung), Isim Istifham (Kata Tanya). Perhatikan contoh Isim Mabni dalam kalimat-kalimat di bawah ini:
Bila anda telah memahami baik-baik tentang pengertian I'rab dan tanda-tanda aslinya, marilah kita melanjutkan pelajaran tentang Isim Mu'rab. |
اِسْم مَرْفُوْع
Isim yang mengalami I'rab Rafa' dinamakan Isim Marfu' yang terdiri dari:ISIM MARFU' 1) Mubtada' (Subjek) dan Khabar (Predikat) pada Jumlah Ismiyyah (Kalimat Nominal). Perhatikan contoh-contoh Jumlah Ismiyyah di bawah ini:
2) Fa'il (Subjek Pelaku) atau Naib al-Fa'il (Pengganti Subjek Pelaku) pada Jumlah Fi'liyyah (Kalimat Verbal). Contoh:
عُمَرُ (=Umar) --> Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah الْكَافِرُ (=orang kafir) --> Naib al-Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah. الشَّيْطَانُ (=syaitan) --> Naib al-Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah. Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. |
اِسْم مَنْصُوْب
Isim yang terkena I'rab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim
Manshub adalah semua Isim selain Fa'il atau Naib al-Fa'il dalam Jumlah
Fi'liyyah.ISIM MANSHUB 1) MAF'UL (مَفْعُوْل) yakni Isim yang dikenai pekerjaan (Objek Penderita).
2) MASHDAR ( مَصْدَر ) yakni Isim yang memiliki makna Fi'il dan berfungsi untuk menjelaskan atau menegaskan (menguatkan) arti dari Fi'il.
3) HAL ( حَال ) ialah Isim yang berfungsi untuk menjelaskan keadaan Fa'il atau Maf'ul ketika berlangsungnya pekerjaan.
4) TAMYIZ ( تَمْيِيْز ) ialah Isim yang berfungsi menerangkan maksud dari Fi'il dalam hubungannya dengan keadaan Fa'il atau Maf'ul.
5) ZHARAF ZAMAN (ظَرْف زَمَان) atau Keterangan Waktu dan ZHARAF MAKAN (ظَرْف مَكَان) atau Keterangan Tempat.
Diantara Zharaf Zaman: يَوْمَ (=pada hari), اَلْيَوْمَ (=pada hari ini), لَيْلاً (=pada malam hari), نَهَارًا (=pada siang hari), صَبَاحًا (=pada pagi hari), مَسَاءً (=pada sore hari), غَدًا (=besok), اْلآنَ (=sekarang), dan sebagainya. Diantara Zharaf Makan: أَمَامَ (=di depan), خَلْفَ (=di belakang), وَرَاءَ (=di balik), فَوْقَ (=di atas), تَحْتَ (=di bawah), عِنْدَ (=di sisi), حَوْلَ (=di sekitar), بَيْنَ (=di antara), جَانِبَ (=di sebelah), dan sebagainya. 6) Mudhaf yang berfungsi sebagai MUNADA (مُنَادَى) atau Seruan/Panggilan. رَسُوْلُ اللهِ (=Rasul Allah) adalah Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bila berfungsi sebagai Munada, maka kata رَسُوْل (=Rasul) sebagai Mudhaf menjadi Manshub.
زَيْدًا (=Zaid) --> Mustatsna (Perkecualian) --> Manshub dengan tanda Fathah Kata-kata yang biasa menjadi Istitsna antara lain: إِلاَّ - غَيْرَ - سِوَى - خَلاَ - عَدَا - حِشَا Semuanya biasa diterjemahkan: kecuali, selain. Isim yang berkedudukan sebagai Mustatsna tidak selalu harus Manshub. Mustatsna bisa menjadi Marfu' dalam keadaan sebagai berikut: a) Bila berada dalam Kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya disebutkan. Maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh Marfu'. Contoh:
b) Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya tidak disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan sebagai Fa'il maka ia harus mengikuti kaidah I'rab yakni menjadi Marfu'. Contoh:
|
اِسْم مَجْرُوْر
Isim yang terkena I'rab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari:ISIM MAJRUR 1) Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah: بِ (=dengan), لِ (=untuk), فِيْ (=di, dalam), عَلَى (=atas), إِلَى (=ke), مِنْ (=dari), كَـ (=bagai), حَتَّى (=hingga), وَ / تَـ untuk sumpah (=demi ...). Perhatikan contoh-contoh berikut:
2) Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. Contoh: رَسُوْلُ اللهِ (=Rasul Allah) --> رَسُوْلُ [Mudhaf], اللهِ [Mudhaf Ilaih] أَهْلُ الْكِتَابِ (=ahlul kitab) --> أَهْلُ [Mudhaf], الْكِتَابِ [Mudhaf Ilaih] Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat. Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:
3) Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.
Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. |
إِنَّ وَ
كَانَ وَ أَخَوَاتُهُمَا
Kata إِنَّ (=sesungguhnya) dan كَانَ (=adalah) serta kawan-kawannya sedikit
mengubah kaidah I'rab yang telah kita pelajari sebelumnya sebagai berikut: "INNA" DAN "KANA" SERTA "KAWAN-KAWANNYA" 1) Bila Harf إِنَّ (=sesungguhnya) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah ataupun Jumlah Fi'liyyah maka Mubtada' atau Fa'il yang asalnya Isim Marfu' akan menjadi Isim Manshub. Perhatikan contoh di bawah ini:
أَنَّ (=bahwasanya), كَأَنَّ (=seolah-olah), لَكِنَّ (=akan tetapi), لَعَلَّ (=agar supaya), لَيْتَ (=andaisaja), لاَ (=tidak, tidak ada). 2) Bila Fi'il كَانَ (=adalah) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah maka Khabar yang asalnya Isim Marfu' akan menjadi Isim Manshub.
أَصْبَحَ / أَضْحَى / ظَلَّ / أَمْسَى / بَاتَ / صَارَ (=menjadi), مَا زَالَ (=senantiasa), مَا دَامَ (=selama), مَا (=tidak), لَيْسَ (=tidak). Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. |
عَلاَمَات
الْفَرْعِيَّة
Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu kita sudah melihat Alamat Ashliyyah
atau tanda-tanda asli (pokok) dari I'rab yaitu baris Dhammah untuk I'rab
Rafa', baris Fathah untuk I'rab Nashab, dan baris Kasrah untuk I'rab Jarr. ALAMAT FAR'IYYAH (TANDA-TANDA CABANG) Diantara bentuk-bentuk Isim, ada yang menggunakan tanda-tanda yang berbeda dari Alamat Ashliyyah untuk menunjukkan I'rab Rafa', Nashab atau Jarr tersebut, karena bentuknya yang khas, mereka menggunakan Alamat Far'iyyah yaitu: 1) Isim Mutsanna (Kata Benda Dual). a. I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Alif-Nun ( ان ) b. I'rab Nashab dan I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya-Nun ( ين )
a. I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Wau-Nun ( ون ) b. I'rab Nashab dan I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya-Nun ( ين )
a. I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Wau ( و ) di akhirnya b. I'rab Nashab ditandai dengan huruf Alif ( ا ) di akhirnya c. I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya ( ي ) di akhirnya
|
اِسْم
غَيْرُ مُنَوَّن
Dalam kaitannya tentang Alamat I'rab Far'iyyah (tanda-tanda I'rab cabang),
kita harus mempelajari golongan Isim yang huruf akhirnya tidak menerima baris
tanwin maupun kasrah (hanya menerima baris dhammah dan fathah). ISIM GHAIRU MUNAWWAN (Isim yang Tidak Menerima Tanwin) Isim-isim ini dinamakan ISIM GHAIRU MUNAWWAN yang terdiri dari: 1) Semua Isim 'Alam (Nama) yang diakhiri dengan Ta Marbuthah (meskipun ia adalah Mudzakkar). Misalnya: فَاطِمَةُ (=Fatimah), آمِنَةُ (=Aminah), مَكَّةُ (=Makkah), مُعَاوِيَةُ (=Muawiyah), حَمْزَةُ (=Hamzah), dan sebagainya. 2) Semua Isim 'Alam Muannats (meskipun tidak diakhiri dengan Ta Marbuthah). Misalnya: خَدِيْجَةُ (=Khadijah), سَوْدَةُ (=Saudah), زَيْنَبُ (=Zainab), بَغْدَادُ (=Bagdad), دِمَشْقُ (=Damaskus), dan sebagainya. 3) Isim 'Alam yang merupakan kata serapan atau berasal dari bahasa 'ajam (bukan Arab). Misalnya: إِبْرَاهِيْمُ (=Ibrahim), دَاوُدُ (=Dawud), يُوْسُفُ (=Yusuf), فِرْعَوْنُ (=Fir'aun), قَارُوْنُ (=Qarun), dan sebagainya. 4) Isim 'Alam yang menggunakan wazan (pola/bentuk) Fi'il. Misalnya: يَزِيْدُ (=Yazid), أَحْمَدُ (=Ahmad), يَثْرِبُ (=Yatsrib), dan sebagainya. 5) Isim 'Alam yang menggunakan wazan فُعَل . Misalnya: عُمَرُ (=Umar), زُحَلُ (=Zuhal), جُحَا (=Juha), dan sebagainya. 6) Semua Isim, baik Isim 'Alam maupun bukan, yang diakhiri dengan huruf Alif-Nun. Misalnya: عُثْمَانُ (=Utsman), سُلَيْمَانُ (=Sulaiman), رَمَضَانُ (=Ramadhan), جَوْعَانُ (=lapar), غَضْبَانُ (=marah), dan sebagainya. 7) Semua Isim yang menggunakan wazan (pola/bentuk) أَفْعَل . Misalnya: أَفْضَلُ (=lebih utama), أَكْبَرُ (=lebih besar), أَسْوَدُ (=hitam), dan sebagainya. 8) Isim Jamak yang mempunyai wazan yang di tengahnya terdapat Mad Alif. Misalnya: رَسَائِلُ (=surat-surat), أَنَاشِيْدُ (=nasyid-nasyid), شَوَارِعُ (=jalan-jalan), قَبَائِلُ (=suku-suku), dan sebagainya. 9) Isim 'ADAD (عَدَد) atau Bilangan dari satu sampai sepuluh yang menggunakan wazan فَعَال atau مَفْعَل . Misalnya: ثُلاَثُ (=tiga), رُبَاعُ (=empat), خُمَاسُ (=lima), مَعْشَرُ (=kelompok), dan sebagainya. 10) Isim أُخَرُ (=yang lain) yang merupakan bentuk Jamak dari أُخْرَى . 11) Isim yang huruf akhirnya berupa Alif Mamdudah ( أَلِف مَمْدُوْدَة ) atau Alif Lurus ( اء ). Misalnya: زَهْرَاءُ (=yang berkilau), عُلَمَاءُ (=orang-orang berilmu), أَصْدِقَاءُ (=teman-teman), dan sebagainya. Seperti dinyatakan di awal tadi, Isim-isim di atas huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin dan kasrah. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan I'rab, Isim Ghairu Munawwan mempunyai alamat atau tanda-tanda I'rab sebagai berikut: a. I'rab Rafa' dan I'rab Nashab tetap menggunakan Alamat Ashliyyah yakni baris Dhammah untuk I'rab Rafa' dan baris Fathah untuk I'rab Nashab. b. I'rab Jarr tidak menggunakan baris Kasrah melainkan baris Fathah.
12) Isim-isim yang huruf akhirnya Alif Maqshurah ( أَلِف مَقْصُوْرَة ) atau Alif Bengkok ( ى tanpa titik dua). Misalnya: مُوْسَى (=Musa), عِيْسَى (=Isa), هُدَى (=petunjuk), طُوَى (=Thuwa: nama bukit), dan sebagainya. Isim-isim ini huruf akhirnya tidak pernah berubah, dalam keadaan I'rab apapun.
|
إِعْرَب
فِعْل الْمُضَارِع
Fi'il Mudhari' juga mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir
kata bila didahului oleh harf-harf tertentu. Fi'il Mudhari mengenal tiga macam
I'rab:I'RAB FI'IL MUDHARI' 1) I'RAB RAFA' ialah bentuk asal dari Fi'il Mudhari' dengan alamat (tanda): a. Baris Dhammah: أَفْعَلُ / نَفْعَلُ / تَفْعَلُ / يَفْعَلُ b. Huruf Nun: تَفْعَلِيْنَ / تَفْعَلاَنِ / تَفْعَلُوْنَ / يَفْعَلاَنِ / يَفْعَلُوْنَ 2) I'RAB NASHAB bila dimasuki Harf Nashab. Alamatnya adalah: a. Baris Fathah: أَفْعَلَ / نَفْعَلَ / تَفْعَلَ / يَفْعَلَ b. Hilangnya huruf Nun: تَفْعَلِيْ / تَفْعَلاَ / تَفْعَلُوْا / يَفْعَلاَ / يَفْعَلُوْا Adapun yang termasuk Harf Nashab ialah: أَنْ (=bahwa), لَنْ (=tidak akan), إِذَنْ (=kalau begitu), كَيْ (=supaya), حَتَّى (=hingga), لـِ (=untuk). Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:
a. Baris Sukun: أَفْعَلْ / نَفْعَلْ / تَفْعَلْ / يَفْعَلْ b. Hilangnya huruf Nun: تَفْعَلِيْ / تَفْعَلاَ / تَفْعَلُوْا / يَفْعَلاَ / يَفْعَلُوْا c. Hilangnya huruf 'Illat ( عِلَّة ) atau "huruf penyakit" yaitu ا / و / ى Adapun yang termasuk Harf Jazm terbagi dalam dua kelompok: 1. Harf Jazm yang men-jazm-kan satu fi'il saja yaitu: لَمْ (=tidak), لَمَّا (=belum), لِـ/لْـ untuk perintah (=hendaklah), لاَ untuk larangan (=jangan). Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:
|
عَدَد
Mula-mula, anda harus mengafalkan sepuluh bentuk dasar dari 'Adad
(Bilangan):'ADAD (BILANGAN)
Bilangan 1 (وَاحِدٌ) terletak di belakang Isim Mufrad dan bilangan 2 (اِثْنَانِ) terletak di belakang Isim Mutsanna. Bila Isim yang dibilangnya itu adalah Muannats maka bentuknya pun menjadi Muannats. Contoh:
|
Lucky Club Casino site - LUCKY CLUB
BalasHapusLucky Club Casino site. Lucky Club Casino site. Lucky Club Casino site. luckyclub.live Lucky Club Casino site. Lucky Club Casino site. Lucky Club Casino site. Lucky Club Casino site. Lucky Club